kab bima-MP-Kedatangan bakal calon bupati bima dokter sanusi disambut oleh bapak Safrudin salah satu sahabat dokter di jakarta,mengatakan siap mengarahkan seluruh rekan dan sahabatnya di Kampung halamannya untuk memenangkan pak dokter di Pilkada 2024 mendatang.“Mewakili sahabat dokter sanusi di Kota dan kabupaten Provinsi NTB, kami mendukung penuh pak dokter sanusi bertarung di Pilkada kabupaten bima,” tegasnya kepada awak media pada hari kamis tgl 20-4 2023.
Selanjutnya“Sahabat dr,sanusi yang di sapa abu di Kota jakarta sambut baik wacana dr sanusi untuk maju calon bupati bima pada pilkada 2024 jelasnya kepada media.Dikatakannya, bahwa beredarnya informasi tentang pak dr sanusi pulang Kampung ke Kabupaten bima sudah bertahun-tahun bergema. Bahkan isunya sebelum dokter sanusi ia telah siap untuk maju bertarung di Pilkada kabupaten bima
Sementara itu,dokter sanusi tiba di bandara salahuddin bima,di sambut oleh para relawan dan sahabat nya dengan mengalungkan selendang atau sal tenunan bima saat tiba,dan di konfirmasi awak media terkait adanya dukungan dari para sahabatnya menuju Pilkada kabupaten bima tahun 2024,dokter sanusi membenarkan bahwa ia berniat pulang Kampung di kabupaten bima kecamatan wera dalam Pilkada serentak tahun 2024.“Pilkada mendatang saya sudah siap maju sebagai bakal calon bupati di kabupaten bima,” ucap dokter seraya menambahkan bahwa salah satu kandidat bakal calon Bupati di bima sedang tahap pendekatan.“Niat saya pulang Kampung ke Kabupaten bima sudah mendapat restu dan doa dari keluarga hingga rekan dan para sahabat lainnya,” tuturnya.
Keputusan Abu, demikian nama sapaan akrab dr Sanusi, untuk “pulang kampung” menjadi calon bupati didorong oleh niat untuk ikut membangun daerah kelahirannya.Abu yakin dengan bekal ilmu, pengalaman dan jaringan yang dimilikinya selama ini di Jakarta bisa menjadi modalnya untuk membangun Bima menjadi lebih baik.
Menanggapi tampilnya dr Sanusi, tokoh Bima di Mataram Dr Asyad Gani, M.Pd., menilai dr Sanusi sebagai salah satu sosok yang pas dan mumpuni menjadi bupati ke depan.“Dia sukses,jabatan dan pengalamannya panjang serta bervariasi, memahami potensi Bima seperti tercermin dari usahanya membudidayakan sapi selama puluhan tahun ini.
Dokter Sanusi,demikian CEO Rumah Sakit Anggrek Mas Jakarta Barat ini biasa pula disapa dr Sanusi, dikenal luas sebagai ketua umum Ketua Dewan Pengurus Pusat Badan Musyawarah Masyarakat Bima (BMMB) se-Jabodetabek selama dua periode.Sosok dr Sanusi pun merupakan salah satu perintis sekaligus ketua Komite Pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa (KP3S).Tokoh kelahiran Tawali, Wera pada 5 Juli 1949 ini juga dikenal sebagai pencetus lahirnya Ikatan Keluarga Wera (IKRA) se-Nusantara.
Dokter spesialis kandungan jebolan Fakultas Kedoketran Universitas Sumatra Utara yang sudah lama tinggal di jakarta ini sama sekali tidak terputus dengan daerah asalnya Bima.Bilau dikenal sejak dulu sebagai peternak sapi sukses.Kini dr Sanusi mengelola mini ranch di bawah naungan PT Sondi Bima Sangiang.
Mini ranch adalah kandang pengembalaan mini yakni sebuah model pengelolaan budidaya sapi pedaging yang dilakukan di lahan pengembalaan yang telah ditingkatkan kapasitas dan kualitasnya melalui perlakuan ilmiah.Pola ini mereduksi biaya produksi sehingga produknya memiliki keunggulan kompetitif.
Berbeda dengan ranch yang luasnya ribuan hektar (ha),mini ranch luasannya sekitar 100-an ha.Di Kecamatan Wera,Kabupaten Bima,NTB dr Sanusi memiliki 3 unit mini ranch yakni di Tawali menampung 1000 ekor sapi.Unit dua di Pai dan Unit 3 di Ade Awo.
Tidak cuma itu,sebagai bentuk kepedualiannya pada pedagang sapi Bima di Jabodetabek,dr Sanusi menyiapkan lahan/kandang penampungan sapi gratis sebelum djual dengan daya tampung hingga 400 kor sapi.Lebih dari itu dr Sanusi sukses memantapkan brand (merek) sapi Bima sebagai sebuah identitas produk khas Bima.
Sebelumnya sapi Bima hanya dikenal sebagai sapi Kupang.Berangkat dari kenyataan itu dr Sanusi menjadi risau.Bilaupun sukses mengubah brand sapi Kupang menjadi sapi Bima.“Ya,karena memang sapinya dari Bima,bukan dari Kupang,”papar dr Sanusi.
Salah satu obsesinya kini adalah membangun Kampung Sapi di Bima.Sebagai sebuah kampung,layaknya kampung manusia.Di dalam hidup bersama komunitas sosial sapi secara turun temurun meliputi kakek,nenek,ibu-bapak,anak-cucu sapi.Merekahidup;makan,minum,tidur berteduh,dan beraktivitas.
berpenghasila“Bedanya mereka tidak bisa ngomong saja,” kata dr Sanusi”
Karena itu di dalam kampung tersebut ada air untuk minum, tempat berteduh seperti pohon dan tentunya ada rumput.Lokasi kampung sapi bisa di sebuah kawasan pegunungan,tak jauh dari kampung dr manusia.Kawasan tersebut dipagar keliling supaya aman dari ganguan pencuri.Dan pemilik sapi bisa siapa saja, warga kampung sekitarnya.
Yang pasti warga punya tempat bersama untuk sapi.Di situ sapi beranak pinak sendiri sehingga biaya pemeliharaan menjadi nol rupiah.Hebatnya menurut dr Sanusi, pada tahun ketiga sapi penghuni Kampung Sapi sudah bisa dijual pemiliknya.Misalnya dipelihara sapi berusia satu tahun, tahun ketiga sudah bisa berpenghasilan.
utamanya yang jantan dijual.Ada pun yang betina sudah punya anak.Sebagai gambaran,papar dr Sanusi,petani-peternak punya 50 induk dan 5 pejantan rata-rata berumur setahun.Maka tahun ketiga sudah 100 ekor.Tahun ke-4 sebanyak 150 ekor,tahun kelima 200 ekor plus anak pertamanya di tahun ketiga sebelumnya sudah hamil dan melahirkan masing- masing satu ekor anak.
Dokter Sanusi yakin dengan model ini pertumbuhan sapi sangat luar biasa.Biayanya juga cukup murah.
Dengan sendirinya,kata dr Sanusi sapi-sapi di Kampung Sapi menjadi milik turun temurun warga kampung.Mereka menjaga bersama sehingga keamanannya terjamin tuturnya.
Lanjutnya kata dokter sementara ini di kabupaten bima sudah ada beberapa nama bakal calon bupati bima seperti,H,Dahlan wakil bupati bima dan Muhammad Putra Feryandy, S.IP.,ketua DPRD Kabupaten Bima.”Tutupnya.(Yuli)